Saat beberapa
mahasiswa ditanya oleh dosen yang bertipikal "killer" dengan
pertanyaan 'apa yang dapat membuat kamu cemas?' seketika seluruh mahasiswa yang
ada di kelas hanya bisa terdiam. Diam tanpa kata-nya mahasiswa-mahasiswa
tersebut tentu bukan karena jenuh terhadap dosen seperti pada lagu D'Masiv. Apa
yang terjadi pada mahasiswa-mahasiswa tersebut? Apakah mereka belum pernah
mengalami kecemasan sebelumnya makanya mereka tidak dapat menjawab pertanyaan
tersebut?
Itulah yang
disebut “blocking” pada saat gangguan kecemasan menyerang. Mahasiswa-mahasiswa tersebut
tidak sadar bahwa pertanyaan dari dosen tersebut telah membuat mereka cemas
sehingga proses kerja otak terblokir oleh kecemasan mereka. Yang termasuk
proses kerja otak contohnya adalah sensasi, persepsi, berpikir kreatif, problem solving, dan mengingat. Kerja
otak yang terganggu tidak hanya menghasilkan pemikiran yang buntu atau kabur,
namun dapat pula malah menghasilkan pikiran yang tidak seharusnya.
Pada orang yang
memiliki gangguan kecemasan Obsessive
Compulsive Disorder (OCD), mereka akan mengecek pintu berkali-kali apakah
pintu rumahnya sudah terkunci, atau mencuci tangan berkali-kali untuk
memastikan tangan mereka bersih sebelum makan.
Kecemasan yang
menyerang pada anak dengan gangguan Separation
Anxiety Disorder menghasilkan kecemasan yang berlebihan pada anak saat ditinggal
oleh orang tuanya. Meskipun anak tersebut dalam tahap perkembangannya
seharusnya sudah tidak menangis lagi apabila ditinggal orang tuanya, anak
tersebut tetap menangis dan berteriak sejadi-jadinya.
Apabila dicontohkan
dalam teori Cognitive Oriented Love, orang
yang memiliki gangguan kecemasan OCD memiliki ciri-ciri mengecek sms/chating
yang dikirim kepada orang yang disukainya berkali-kali, bahkan mengiriminya
berkali-kali untuk memastikan sms/chating-nya dibaca.
Separation Anxiety Disorder yang menyerang
abg/remaja/dewasa membuat seseorang tersebut selalu mencemburui pasangannya
apabila ditinggal pergi oleh pasangannya meskipun pasangannya telah memberikan
alasan yang logis dan meyakinkan bahwa dirinya akan baik-baik saja.
Pada kenyataannya,
kecemasan tersebut dapat terjadi komorbiditas. Seorang remaja yang ditinggal
pasangannya akan mengalami Separation
Anxiety Disorder dan OCD pada
saat yang sama. Saat ditinggal pergi pasangannya 10 menit, dirinya langsung
menghubungi pasangannya untuk memastikan kabar pasangannya baik-baik saja. Pertanyaan
tersebut biasanya adalah ‘Kamu dimana? Dengan siapa? Sekarang berbuat apa?
(lagi apa?)’
Jadi, kapan terakhir kali anda cemas?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar