Suatu saat di hari yang tenang penulis mendapat sms yang
hampir tidak dapat terbaca. Bukan karena font hp penulis terlalu kecil atau
layar hp-nya rusak, melainkan sms yang baru saja masuk ke inbox penulis terdiri
dari campuran huruf besar dan kecil, angka, serta simbol. Penulis sebenarnya
bisa saja membalas sms tersebut “yg bener sms nya”, tapi karena penulis
menyukai tantangan dan membaca sms yang sulit dipahami menurut penulis termasuk
hal yang menantang seperti halnya teka-teki maka penulis mencoba
mengartikannya. Oke, anggap yang barusan adalah kasus pertama. Pada hari yang
lain penulis mendapatkan kasus kedua, kali ini penulis mendapat sms yang sangat
sulit terbaca namun tidak seperti kasus pertama, sms yang masuk kali ini bahkan
tidak seperti berisi satupun kata. Untung saja penulis terlatih untuk meng-encoding sms-sms tidak jelas. Pada kasus
kedua kata-kata yang dituliskan hanya berupa huruf konsonannya saja dan itupun
tidak semua huruf konsonannya dituliskan, bahkan untuk beberapa kata dituliskan
hanya satu huruf.
Tentu pembaca pastinya pernah menjadi korban dari salah
satu kasus sms yang telah diceritakan sebelumnya, kalaupun belum pernah
silahkan tinggalkan nomor telepon pada kolom komen, penulis akan mengirim
sms-sms seperti yang telah diceritakan. Rasakan sensasi jengkelnya ketika
pembaca membaca sms-sms yang sulit dibaca tersebut. Coba bayangkan pembaca
sedang ada rapat, sedang berada dalam kelas, atau sedang istirahat di malam
hari, kemudian mendapat sms yang seperti demikian, pasti jengkelnya menjadi
jengkel kuadrat.
Pada kasus sms pertama biasa kita sebut dengan sms alay.
Sms alay biasa terjadi pada anak remaja yang sedang ingin mendapat pengakuan
dari teman sebayanya yang juga alay. Sms alay bisa terjadi pada laki-laki
maupun perempuan, namun kebanyakan menyerang perempuan. Sms alay biasanya
menghilang pada saat subyek telah menyadari betapa tidak berguna dan
menjengkelkannya sms tersebut. Sms alay sebenarnya membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk mengirimkan satu sms yang padu karena biasanya tidak hanya huruf
yang diganti simbol saja isinya melainkan penambahan huruf-huruf yang tidak
semestinya untuk melengkapi suatu kata agar nampak lebih alay. Subyek yang
terserang sms alay biasanya mengetahui bahwa sms yang dia kirimkan adalah alay
baik karena sadar sendiri maupun melalui keluhan orang lain, namun tetap saja
subyek mengirim sms alay.
Pada kasus sms kedua sebenarnya tidak ada istilahnya,
yang penulis ketahui sms tersebut memang singkatannya sangat akut stadium
akhir. Sms disingkat ini bisa terjadi pada semua usia. Sms ini biasa terjadi
karena subyek malas, marah kepada penerima sms, atau bisa juga karena operator
seluler yang membuat subyek menjadi demikian. Sms tipe ini dapat dikatakan
adalah kebalikan dari sms alay yang mengirim sms menjadi lebih panjang dari sms
normal, sms disingkat akut ini membuat sms menjadi jauh lebih pendek dari sms
normal. Sms disingkat akut lebih susah dihilangkan karena karena ini
berhubungan dengan kepribadian malas (terbiasa dengan sms disingkat akut) dan
operator seluler yang dipakai. Untuk sms disingkat akut karena pengirim sms
sedang marah kepada penerima sms biasanya waktunya relatif sebentar.
Kali ini penulis mencoba menghubung-hubungkan sms alay
dan sms disingkat akut ini dalam pandangan psikologis. Penulis mencoba
menghubungkan sms alay dengan symptom disleksia. Sebenarnya disleksia merupakan
penyakit psikis yang sudah dibawa sejak lahir. Meskipun demikian disleksia juga
bisa terjadi karena cedera otak saat sudah dewasa, tapi tidak apalah ya coba
disama-samain aja. Disleksia adalah kerusakan pada kemampuan otak untuk
menerjemahkan tulisan. Orang-orang mungkin hanya berpikir disleksia hanya tidak
mampu membaca tulisan yang benar, namun sebenarnya ketika seseorang tidak mampu
membaca tulisan yang benar maka orang tersebut juga tidak dapat menuliskan
dengan benar. Biasanya penderita disleksia melihat tulisan normal menjadi sulit
dibaca. Saat penderita disleksia mengetik sesuatu di hp nya maka penderita akan
menuliskan sesuatu yang dianggapnya “normal” padahal sangat sulit dibaca oleh
orang normal kebanyakan, itulah kenapa alay termasuk symptom disleksia.
Pada kasus sms disingkat akut, subyek akan menghilangkan
karakter-karakter penting yang terdapat pada suatu kata. Karakter yang
dihilangkan tergantung subyek menganggap penting tidaknya suatu karakter
tersebut pada sebuah kata. Pada subyek yang sudah terbiasa menghilangkan
karakter tentu lama kelamaan subyek akan terbiasa dan menganggap normal hal
tersebut. Pada kasus sms disingkat akut ini penulis menghubung-hubungkannya
dengan gangguan disgrafia. Disgrafia adalah kesulitan khusus dimana seseorang
tidak bisa menuliskan atau mengekspresikan pikirannya kedalam bentuk tulisan, karena
mereka tidak bisa menyuruh atau menyusun kata dengan baik dan mengkoordinasikan
motorik halusnya (tangan) untuk menulis. Pada anak-anak, umumnya kesulitan ini
terjadi pada saat anak mulai belajar menulis. Pada orang dewasa atau remaja
yang terserang sms disingkat akut, mereka kesulitan untuk mengetikkan sms yang
baik dan benar sesuai dengan kaidah berbahasa yang benar. Kesulitannya beraneka
ragam penyebabnya, bisa karena kesulitan menggerakkan jempol, kesulitan
memaafkan lawan bicara sehingga sms-nya dibuat seolah-olah marah dan malas,
hingga kesulitan ekonomi (khusus untuk operator seluler yang tarif sms-nya
sesuai karakter).
Beruntung dewasa ini telah ditemukannya pesan instan seperti BBM, line,
whatsapp, dan lain-lain yang membuat orang-orang tidak hitung-hitungan untuk
mengirim pesan karena dengan pesan instan sudah memakai kuota bukan dihitung
per pesan apalagi per karakter dan orang-orang dapat mengekspresikan suasana
hatinya dengan emot atau sticker bagi
aplikasi yang menyediakan. Meskipun demikian, masih saja ada yang alay untuk
pengguna BBM ditambah pesan broadcast yang
mengganggu. Terlebih untuk penyandang pesan disingkat akut yang sangat
menjengkelkan meskipun telah memakai pesan instan.
ini cocok jadi artikel semi ilmiah..
BalasHapusya asal jangan artikel semi simorangkir aja bos, nama orang itu.
BalasHapus