Minggu, 06 Juli 2014

Fenomena SMS Alay dan SMS Disingkat Akut Perspektif Psikologis

Suatu saat di hari yang tenang penulis mendapat sms yang hampir tidak dapat terbaca. Bukan karena font hp penulis terlalu kecil atau layar hp-nya rusak, melainkan sms yang baru saja masuk ke inbox penulis terdiri dari campuran huruf besar dan kecil, angka, serta simbol. Penulis sebenarnya bisa saja membalas sms tersebut “yg bener sms nya”, tapi karena penulis menyukai tantangan dan membaca sms yang sulit dipahami menurut penulis termasuk hal yang menantang seperti halnya teka-teki maka penulis mencoba mengartikannya. Oke, anggap yang barusan adalah kasus pertama. Pada hari yang lain penulis mendapatkan kasus kedua, kali ini penulis mendapat sms yang sangat sulit terbaca namun tidak seperti kasus pertama, sms yang masuk kali ini bahkan tidak seperti berisi satupun kata. Untung saja penulis terlatih untuk meng-encoding sms-sms tidak jelas. Pada kasus kedua kata-kata yang dituliskan hanya berupa huruf konsonannya saja dan itupun tidak semua huruf konsonannya dituliskan, bahkan untuk beberapa kata dituliskan hanya satu huruf.
Tentu pembaca pastinya pernah menjadi korban dari salah satu kasus sms yang telah diceritakan sebelumnya, kalaupun belum pernah silahkan tinggalkan nomor telepon pada kolom komen, penulis akan mengirim sms-sms seperti yang telah diceritakan. Rasakan sensasi jengkelnya ketika pembaca membaca sms-sms yang sulit dibaca tersebut. Coba bayangkan pembaca sedang ada rapat, sedang berada dalam kelas, atau sedang istirahat di malam hari, kemudian mendapat sms yang seperti demikian, pasti jengkelnya menjadi jengkel kuadrat.
Pada kasus sms pertama biasa kita sebut dengan sms alay. Sms alay biasa terjadi pada anak remaja yang sedang ingin mendapat pengakuan dari teman sebayanya yang juga alay. Sms alay bisa terjadi pada laki-laki maupun perempuan, namun kebanyakan menyerang perempuan. Sms alay biasanya menghilang pada saat subyek telah menyadari betapa tidak berguna dan menjengkelkannya sms tersebut. Sms alay sebenarnya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengirimkan satu sms yang padu karena biasanya tidak hanya huruf yang diganti simbol saja isinya melainkan penambahan huruf-huruf yang tidak semestinya untuk melengkapi suatu kata agar nampak lebih alay. Subyek yang terserang sms alay biasanya mengetahui bahwa sms yang dia kirimkan adalah alay baik karena sadar sendiri maupun melalui keluhan orang lain, namun tetap saja subyek mengirim sms alay.
Pada kasus sms kedua sebenarnya tidak ada istilahnya, yang penulis ketahui sms tersebut memang singkatannya sangat akut stadium akhir. Sms disingkat ini bisa terjadi pada semua usia. Sms ini biasa terjadi karena subyek malas, marah kepada penerima sms, atau bisa juga karena operator seluler yang membuat subyek menjadi demikian. Sms tipe ini dapat dikatakan adalah kebalikan dari sms alay yang mengirim sms menjadi lebih panjang dari sms normal, sms disingkat akut ini membuat sms menjadi jauh lebih pendek dari sms normal. Sms disingkat akut lebih susah dihilangkan karena karena ini berhubungan dengan kepribadian malas (terbiasa dengan sms disingkat akut) dan operator seluler yang dipakai. Untuk sms disingkat akut karena pengirim sms sedang marah kepada penerima sms biasanya waktunya relatif sebentar.
Kali ini penulis mencoba menghubung-hubungkan sms alay dan sms disingkat akut ini dalam pandangan psikologis. Penulis mencoba menghubungkan sms alay dengan symptom disleksia. Sebenarnya disleksia merupakan penyakit psikis yang sudah dibawa sejak lahir. Meskipun demikian disleksia juga bisa terjadi karena cedera otak saat sudah dewasa, tapi tidak apalah ya coba disama-samain aja. Disleksia adalah kerusakan pada kemampuan otak untuk menerjemahkan tulisan. Orang-orang mungkin hanya berpikir disleksia hanya tidak mampu membaca tulisan yang benar, namun sebenarnya ketika seseorang tidak mampu membaca tulisan yang benar maka orang tersebut juga tidak dapat menuliskan dengan benar. Biasanya penderita disleksia melihat tulisan normal menjadi sulit dibaca. Saat penderita disleksia mengetik sesuatu di hp nya maka penderita akan menuliskan sesuatu yang dianggapnya “normal” padahal sangat sulit dibaca oleh orang normal kebanyakan, itulah kenapa alay termasuk symptom disleksia.
Pada kasus sms disingkat akut, subyek akan menghilangkan karakter-karakter penting yang terdapat pada suatu kata. Karakter yang dihilangkan tergantung subyek menganggap penting tidaknya suatu karakter tersebut pada sebuah kata. Pada subyek yang sudah terbiasa menghilangkan karakter tentu lama kelamaan subyek akan terbiasa dan menganggap normal hal tersebut. Pada kasus sms disingkat akut ini penulis menghubung-hubungkannya dengan gangguan disgrafia. Disgrafia adalah kesulitan khusus dimana seseorang tidak bisa menuliskan atau mengekspresikan pikirannya kedalam bentuk tulisan, karena mereka tidak bisa menyuruh atau menyusun kata dengan baik dan mengkoordinasikan motorik halusnya (tangan) untuk menulis. Pada anak-anak, umumnya kesulitan ini terjadi pada saat anak mulai belajar menulis. Pada orang dewasa atau remaja yang terserang sms disingkat akut, mereka kesulitan untuk mengetikkan sms yang baik dan benar sesuai dengan kaidah berbahasa yang benar. Kesulitannya beraneka ragam penyebabnya, bisa karena kesulitan menggerakkan jempol, kesulitan memaafkan lawan bicara sehingga sms-nya dibuat seolah-olah marah dan malas, hingga kesulitan ekonomi (khusus untuk operator seluler yang tarif sms-nya sesuai karakter). 
Beruntung dewasa ini telah ditemukannya pesan instan seperti BBM, line, whatsapp, dan lain-lain yang membuat orang-orang tidak hitung-hitungan untuk mengirim pesan karena dengan pesan instan sudah memakai kuota bukan dihitung per pesan apalagi per karakter dan orang-orang dapat mengekspresikan suasana hatinya dengan emot atau sticker bagi aplikasi yang menyediakan. Meskipun demikian, masih saja ada yang alay untuk pengguna BBM ditambah pesan broadcast yang mengganggu. Terlebih untuk penyandang pesan disingkat akut yang sangat menjengkelkan meskipun telah memakai pesan instan.

2 komentar:

  1. ini cocok jadi artikel semi ilmiah..

    BalasHapus
  2. ya asal jangan artikel semi simorangkir aja bos, nama orang itu.

    BalasHapus